Selamat Datang

Rabu, 16 November 2011

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Program ini bertujuan agar semua anak usia dini (usia 0-6 tahun), baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sesuai tahap-tahap perkembangan atau tingkat usia mereka. PAUD juga merupakan pendidikan persiapan untuk mengikuti jenjang pendidikan sekolah dasar. Secara lebih spesifik, program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan melalui jalur formal seperti Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, serta jalur pendidikan non-formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat, dan jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
1. Pemerataan dan Perluasan Akses Pemerataan dan perluasan akses akan diupayakan bersama-sama oleh pemerintah dan swasta, dimana pemerintah lebih berkonsentrasi pada pendidikan formal TK/RA dan mendorong swasta melakukan perluasan PAUD non-formal (KB, TPA). Perluasan oleh pemerintah antara lain juga dilakukan dengan mendirikan model-model atau rintisan penyelenggaraan PAUD yang disesuaikan dengan kondisi daerah/wilayah. Pada tahun 2009, pemerintah menargetkan APK pra sekolah mencapai 45%. Perluasan akses PAUD akan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan berikut. Penyediaan sarana/prasarana PAUD oleh pemerintah dilaksanakan dengan pembangunan USB TK, dan mengembangkan model atau rintisan penyelenggaraan PAUD yang sesuai dengan kondisi lokal. Target yang akan dicapai lembaga PAUD formal pada tahun 2009 sekurang-kurangnya satu TK, termasuk TK Pembina di setiap kecamatan. Sedangkan target lembaga PAUD non-formal, sekurang-kurangnya satu PAUD (Taman Penitipan Anak atau Kelompok Bermain atau Satuan PAUD Sejenis) di setiap desa. Penyediaan biaya operasional pendidikan diberikan dalam bentuk subsidi kepada penyelenggara PAUD baik negeri maupun swasta, terutama pada lembaga yang peserta didiknya sebagian besar berasal dari keluarga miskin. Target yang ingin dicapai pada tahun 2009 adalah lebih dari 50% lembaga PAUD yang siswanya berasal dari keluarga miskin dapat dibiayai oleh pemerintah. Mendorong peran serta masyarakat dilakukan untuk menumbuhkan minat masyarakat (demand side) dalam menyelenggarakan lembaga PAUD, termasuk bekerja sama dengan berbagai organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, organisasi lain serta PT melalui subsidi imbal swadaya, kemudahan perizinan, dan bantuan fasilitas. Pengembangan “TK-SD Satu Atap”; bagi SD yang memiliki fasilitas mencukupi didorong untuk membuka lembaga TK yang terintegrasi dengan SD (TK-SD Satu Atap) melalui subsidi pembiayaan secara kompetitif.
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Peningkakan mutu, relevansi, dan daya saing PAUD akan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan berikut. Pengembangan menu generik pembelajaran dan penilaian merupakan kegiatan yang menyangkut pengembangan kurikulum, khususnya materi bahan ajar, model-model pembelajaran, dan penilaian. Pengembangan disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan anak didik, perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, estetika, dan etika, peningkatan kualitas dan kreativitas peserta didik dan pendidik PAUD. Termasuk dalam kegiatan ini ialah pengembangan proses pembelajaran melalui pengadaan alat belajar, alat bermain, dan alat pendidikan, serta penyelenggaraan akreditasi khususnya untuk TK. Muatan pendidikan pada anak-anak usia dini ditekankan pada seluruh aspek kecerdasan termasuk emosi, mental, dan spiritual, yang diarahkan pada penghayatan atas nilai-nilai dan karakter positif, serta kesiapan masuk sekolah. Pengembangan program PAUD model sebagai rujukan bagi pengembangan PAUD yang diselenggarakan oleh swasta yang kualitasnya masih di bawah standar. Target pada tahun 2009 sekurang-kurangnya satu program PAUD Model setiap kabupaten/kota. Peningkatan kapasitas institusi dan sumberdaya penyelenggara dan satuan PAUD. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan manajemen secara efektif dan efisien, sehingga mampu memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan PAUD. Pemerintah mentargetkan sekitar 59 ribu orang telah terlatih sebagai tenaga pengelola dan pendidik PAUD, dan sebanyak lebih dari enam ribu Guru, Kepala TK, dan Pembina akan mendapat pendidikan dan pelatihan sampai dengan tahun 2009. Di samping itu, diberikan subsidi bagi tenaga pendidik PAUD non-formal satu orang di setiap lembaga perintisan.
3. Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik di bidang PAUD diarahkan pada bagaimana partisipasi masyarakat dalam melakukan kontrol dan evaluasi kinerja PAUD dapat mengambil peran makin nyata dan efektif. Untuk itu akan dilakukan peningkatan advokasi, sosialisasi/pemasyarakatan dan pembudayaan pentingnya PAUD kepada orangtua, masyarakat dan pemerintah daerah. Penyediaan data dan sistem informasi PAUD, serta peningkatan kerja sama stakeholder pendidikan, merupakan faktor pendukung untuk membangun kesamaan persepsi, pencitraan yang positif, dan kebersamaan tanggung jawab dalam pengelolaan PAUD yang akuntabel Disadur dari Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional, Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang 2025

Sabtu, 12 November 2011

Mari Berusaha Menjadi Guru yang Disenangi dan Diteladani

Menjadi guru yang disenangi oleh siswa-siswanya adalah kebanggaan tersendiri bagi seorang guru. Bayangkan apabila kita sebagai guru pada saat di jalan bertemu dengan mantan murid kita kemudian mereka menyapa dengan penuh hormat alangkah senangnya perasaan kita sebagai guru. Namun, bagaimana perasaan kita ketika seorang murid atau mantan murid kita bertemu dalam suatu kesempatan tidak menyapa bahkan memalingkan muka dari kita? Dengan menjadi guru yang disenangi atau dapat dijadikan teladan banyak sekali manfaatnya bagi seorang guru tersebut. Salah satu contoh, apabila kita memberikan saran atau nasehat kepada siswa maka mereka akan memerimanya dengan senang hati. Apakah sebagai seorang guru kita sudah disenangi oleh siswa-siswa kita? Bagaimana cara agar kita menjadi guru yang disukai dan diteladani oleh siswa, rekan guru, atasan kita, maupun masyarakat di sekitar kita? Banyak sekali hal yang dapat menjadikan kita sebagai guru disenangi dan diteladani oleh siswa, rekan guru, atasan kita, maupun masyarakat. Menurut Mahmud Samir Al-Munir (2003) mengatakan untuk menjadi guru yang diteladani harus mempunyai karakteristik akidah, akhlak, dan perilaku sebagai berikut: Mempunyai akidah yang bersih dari hal-hal yang bertentangan dengan bid'ah dan kesesatan atau mengurangi kesemuanya. Konsisten menjalankan ibadah-ibadah wajib, menjaga ibadah-ibadah sunnah semampunya, menjauhi hal-hal haram, dan menghindari hal-hal yang makruh baik itu dengan perkataan maupun perbuatan, lahir maupun batin. Merasa diawasi Allah swt. (muraaqabah) dikala sendiri atau di tengah keramaian, mengharap pahala-Nya, takut azab-Nya, konsisten dalam perilaku, melakukan muhasabah (instropeksi) atas kelalaian dan kesalahan, melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas agama, serta menutupi kekurangan dan menambal kesalahan sebisa mungkin. Menyadari kekurangan diri. Jangan tertipu dan lupa diri dengan pujian orang. Jangan sampai timbul perasaan ujub dan ghurur dalam diri, karena orang yang tawadhu akan diangkat derajatnya oleh Allah swt. Hendaknya motivasi dalam mengajar adalah untuk menyebarkan ilmu dan mencari pahala dan mencontoh teladan Rasulullah saw. dan senantiasa melaksanakan perintah beliau, "Sampaikanlah dariku meski sekedar satu ayat" (HR Bukhari). Berakhlak mulia, berkelakuan baik, dan menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan hal itu, baik di dalam maupun di luar kelas. Akhlak dan etika yang patut dimiliki seorang guru teladan di luar sekolah: Zuhud, tidak terpesona oleh keindahan dan kenikmatan dunia. Tapi, harus diketahui bahwa mengambil barang duniawi yang diperlukan untuk memenuhi hajat vital kehidupan secara wajar tidak bertentangan dengan nilai zuhud dan qana'ah. Mengatur waktu. Berusaha agar tidak ada waktu yang terlewatkan tanpa mendatangkan manfaat duniawi dan ukhrawi, seperti membaca Al-Qur'an, menambah ilmu dan wawasan, terutama yang terkait dengan spesialisasi profesi guru, serta menjalankan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan rumah tangga. Mengabdi kepada masyarakat dan membantu orang lain--jika anda bisa-- dengan sikap lembut dan tawadhu. Namun, jangan sampai hal itu mengalahkan tugas utama, yakni pendidikan. Juga harus dijaga jangan sampai menimbulkan kehinaan atau menurunkan prestise Anda. Menjauhkan diri dari rezeki yang rendah (hina) secara fitrah dan yang makruh secara syara'. Menghindarkan diri dari perkara-perkara syubhat, seperti melakukan sesuatu yang mengurangi muru'ah atau sesuatu yang terlarang dilakukan secara terbuka meski boleh dilakukan secara tersembunyi. Itu semua agar Anda tidak menjadi bahan gunjingan atau kritikan serta cemoohan orang lain, terutama siswa-siswa Anda.

10 Cara Kreatif Mengajar Matematika Yang Asik

Berikut ini ada beberapa aktifitas di kelas untuk menumbuhkan kreativitas dalam pengajaran matematika. Dalam pengajaran, sering-seringlah mengajukan pertanyaan kritis seperti “Apakah Kamu mencoba ini?” “Apa yang akan terjadi jika ada ini ?” “Apakah kamu dapat?” untuk meningkatkan pemahaman anak-anak dari ide-ide dan kosakata matematika. Berikut beberapa aktifitas yang mungkin dapat dipraktekkan di kelas:
 Berikut ini ada beberapa aktifitas di kelas untuk menumbuhkan kreativitas dalam pengajaran matematika. Dalam pengajaran, sering-seringlah mengajukan pertanyaan kritis seperti “Apakah Kamu mencoba ini?” “Apa yang akan terjadi jika ada ini ?” “Apakah kamu dapat?” untuk meningkatkan pemahaman anak-anak dari ide-ide dan kosakata matematika. Berikut beberapa aktifitas yang mungkin dapat dipraktekkan di kelas:

1. Gunakan dramatisasi. Ajaklah anak-anak berpura-pura berada di sebuah bola (sphere) atau kotak (prisma), merasakan sisi-sisinya, ujung-ujungnya, dan sudutnya dan menyandiwarakan secara sederhana masalah aritmatika seperti: Tiga katak melompat dalam kolam dsb.

2. Menggunakan anggota tubuh anak-anak. Menyarankan agar anak-anak menunjukkan berapa banyak kaki, mulut, dan sebagainya. Ketika diminta untuk menampilkan “tiga tangan,” mereka akan menanggapi dengan protes keras, dan kemudian menunjukkan berapa banyak tangan yang mereka memiliki( “membuktikan”) ini. Kemudian mengajak anak-anak untuk menampilkan nomor dengan jari, dimulai dengan pertanyaaan sederhana, “Berapa usia Kamu?” Kemudian siswa diminta menunjukkan angka yang diminta guru. Selain itu guru menampilkan angka dalam berbagai cara (misalnya, menunjukkan lima dengan tiga pada jari tangan kiri dan dua di jari tangan kanan).

3. Menggunakan permainan. Melibatkan anak-anak bermain yang memungkinkan mereka untuk melakukan matematika dalam berbagai cara, termasuk pengurutan, menciptakan bentuk simetris dan bangunan, membuat pola, dan sebagainya. Kemudian memperkenalkan permainan jual-beli di toko, menunjukkan anak-anak permainan membeli dan menjual mainan atau benda kecil lainnya, belajar menghitung, aritmatika, dan konsep uang.

4. Menggunakan mainan. Mendorong anak-anak untuk menggunakan “adegan” dan mainan untuk simulasi kejadian nyata, seperti tiga mobil di jalan, atau misalnya, untuk menunjukkan ada dua monyet di atas pohon dan dua di atas tanah.

5. Menggunakan cerita anak-anak. Bercerita tentang sebuah kisah menarik yang didalamnya berisi konsep matematika. Jika perlu diperagakan khususnya untuk memperjelas konsep matematikanya

6. Gunakan kreativitas alami anak. Menggali ide anak tentang matematika harus didiskusikan dengan mereka. Misal seorang anak 6 tahun ditanya begini: “Pikirkan angka terbesar yang kamu tahu, lalu tambah angka itu dengan lima. Bayangkan kamu memiliki coklat sejumlah angka itu”. “Wow, itu 5 angka lebih besar yang kamu tahu”.

7. Menggunakan kemampuan pemecahan masalah. Menanyakan anak-anak untuk menjelaskan bagaimana mereka mengetahui masalah-masalah seperti mendapatkan hanya cukup untuk mereka gunting tabel atau berapa banyak makanan ringan mereka perlu jika tamu yang bergabung dengan grup. Mendorong mereka untuk menggunakan jari-jari mereka sendiri atau apapun yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah.

8. Menggunakan berbagai strategi. Bawalah matematika dimanapun di dalam kelas, dari menghitung jumlah anak-anak di pagi hari, menghitung meja kursi, meminta anak-anak untuk membersihkan barang yang ada nomor tertentu, atau membersihkan barang yang berbentuk geometris tertentu dsb

 9. Menggunakan teknologi. Cobalah gunakan kamera digital untuk memotret hasil kerja anak, permainan dan aktifitas yang dilakukan, dan kemudian menggunakan foto untuk diskusi dengan anak-anak, perencanaan kurikulum, dan komunikasi dengan orang tua. Gunakan juga teknologi lain, seperti komputer secara bijak.

10. Gunakan assessment untuk mengukur penilaian anak-anak belajar matematika. Menggunakan observasi, diskusi dengan anak-anak, dan kelompok-kecil untuk kegiatan belajar anak-anak tentang matematika dan berpikir untuk membuat keputusan tentang apa yang mungkin setiap anak dapat belajar dari pengalaman. Juga mencoba menggunakan komputer untuk penilaian menggunakan program secara otomatis. Sumber: http://www2.scholastic.com/
Add caption

Jumat, 11 November 2011

Tips Rajin Mengerjakan PR

Sekarang saya ingin membagi sebuah tips bagi adik-adik dan teman-teman yang masih duduk di bangku sekolah. Pasti adik-adik dan teman-teman seringkali mendapatkan Pekerjaan Rumah (PR) dari ibu atau bapak guru di sekolah. Apalagi di musim liburan pasti bapak dan ibu guru memberikan PR yang sangat menumpuk dan sulit untuk dikerjakan. Dan pasti sering kali juga adik-adik dan teman-teman lupa maupun kesulitan untuk mengerjakanya sehingga pada hari yang sudah ditentukan kamu lupa mengerjakannya dan terpaksa mendapatkan hukuman oleh bapak dan ibu guru di sekolah. Kali ini Expert Private akan memberikan beberapa tips cara bagaimana kalian bisa terhindar dari hukuman bapak dan ibu guru karena tidak mengerjakan PR.

Silahkan dibaca pelan-pelan, dan jangan lupa dilaksanakan ya. 

1. Catat Semua PR yang kamu dapat Tips pertama yang harus kamu lakukan adalah catat semua PR yang kamu dapat. Maksudnya catat di sini bukan menuliskan judul PR di halaman buku latihan kamu lho, tapi siapkanlah satu buah buku kecil di mana kamu bisa catat semua jenis PR yang harus kamu kerjakan. Kenapa harus di catat segala? Karena manusia itu sifat dasarnya pelupa, kita bukan robot, jadi pasti sering mengalami yang namanya lupa. Jadi ketika kamu mendapatkan PR di sekolah, langsung catat di buku kecil itu apa saja PR nya, di buku apa, halaman berapa, nomer berapa sampai nomer berapa dan kapan harus dikumpulkan. Buatlah serapi mungkin sehingga kamu dapat melihatnya dengan jelas PR apa saja yang kamu miliki. Jangan buat catatan PR di buku coret-coretan, apalagi di kertas catatan hutang. Hehe…

2. Kerjakan semua PR sekarang juga Penyakit terbesar pelajar dan sebagian besar orang Indonesia adalah menunda. Ketika kamu dapat PR pasti malas sekali untuk mengerjakannya dan lebih memilih mengerjakannya nanti setelah nonton TV atau bermain PS. Toh, masih lama ngumpulinnya. Well, kebiasaan inilah yang 100% harus dirubah. Karena kebiasaan seperti ini akan mempengaruhi kesuksesan kamu di masa depan nanti. Tidak ada orang sukses yang suka menunda. Ketika kita menundanya hari ini, berarti besok pun kita tidak akan mengerjakannya. Jadi jika kamu ingin menyelesaikan PR kamu, kerjakan sekarang juga tepat ketika kamu pulang sekolah. Bahkan jika bisa ketika masih di sekolah kamu bisa mencuri-curi waktu di jeda pergantian jam dan jam istirahat untuk mengerjakan PR. Toh jika sudah selesai kamu merasa lebih lega bukan.


3. Buat jadwal kapan kamu mengerjakan PR Jika penyakit menunda-nunda pekerjaan masih menjangkiti hatimu, maka segeralah hubungi dokter. Ups, salah. Eh, sorry gak boleh nyebut merk. Maka segeralah buat jadwal mengerjakan PR. Buatlah jadwal mengerjakan PR setiap harinya misalnya jam 7 malam. Maka pada saat itu, kamu harus mengerjakan PR, bukan yang lainnya. Mintalah tolong ke anggota keluarga yang lainnya bahwa kamu harus mengerjakan PR pada jam segitu. Jika kamu masih malas juga, maka paksakan. Sebenarnya perasaan malas itu hanya muncul sementara. Ketika kamu sudah mulai mengerjakan PR, maka perasaan malas itu pasti hilang dan berganti menjadi semangat 46, yaitu semangat membalap Rossi.

4. Buat stick note di depan pintu kamarmu Belilah sebuah stick note, kertas warna warni yang memiliki perekat di salah satu ujungnya. Tapi jika kamu tidak memilikinya, kamu bisa menggunakan selembar kertas dan perekat apa saja yang pentin bisa menempelkan kertas itu di pintu kamar kamu. Tulislah PR penting yang harus kamu kerjakan di Stick Note itu. Dan tidak harus ditempatkan di pintu kamar, kamu juga bisa meletakkannya di tempat lainnya yang sering kamu lihat seperti cermin dan lemari. Dengan menggunakan stick note ini maka kamu akan mudah ingat bahwa kamu masih punya PR yang harus dikerjakan sebelum main atau ngapel ke rumah pacar.

5. Beritahu orang terdekat bahwa kamu punya PR Untuk mengingatkan dirimu sendiri, ada baiknya kamu memberitahu orang terdekat kamu bahwa kamu punya banyak PR. Orang terdekat ini bisa saja orang tua, adik, teman atau bahkan pacar. Karena saya yakin orang terdekatmu akan dapat meluluhkan hatimu dengan mudah untuk mengerjakan PR. Mungkin gertakan orang tua sudah kebal bagi dirimu, tapi rayuan sang pacar pasti takkan bisa kamu tolak. Emangnya mau diputusin. Hehe..

6. Kerjakan PR bersama teman Ini merupakan salah satu tips mujarab yang adik dan teman bisa lakukan jika menemukan PR yang sangat sulit dan banyak. Kamu bisa mengerjakannya bersama teman-teman sekelasmu. Undanglah beberapa temanmu yang cukup kooperatif dan usahakan undang juga temanmu yang paling pintar di kelas. Kalo kondisi rumahmu tidak memungkinkan kamu bisa cari tempat lain yang lebih nyaman. Rayu mereka untuk mengerjakan PR bersama. Ada pepatah mengatakan lebih banyak kepala lebih baik, itu juga berlaku dalam hal ini. Tanyakan bagaimana cara mengerjakan PR yang sulit kepada temanmu yang lebih pintar. Dan jika soal PRnya terlalu banyak, kamu bisa membaginya bersama sehingga terasa lebih mudah.

7. Jangan lupa membawa PR ke sekolah Jika kamu sudah mengerjakan PR kamu yang seabrek itu dengan baik, maka yang paling penting adalah jangan lupa untuk membawanya ke sekolah. Jika kamu lupa membawanya, maka sia-sialah perjuangan kamu sejauh ini. Oleh karena itu, agar kamu tidak lupa untuk membawa PR ke sekolah, siapkanlah buku-buku pelajaran termasuk PR yang sudah kamu kerjakan ke dalam tas malam hari sebelum kamu sekolah. Lakukan malam sebelumnya agar kamu tidak terburu-buru dibandingkan dengan menyiapkannya di pagi hari. Jad kemungkinan tertinggalnyapun menjadi kecil. Sekian tips singkat dari Expert Private. Jangan lupa untuk mengejakan PR kamu, makan dan tidur yang cukup dan semoga kamu bisa mendapatkan nilai yang bagus di sekolah…

Cara Mengatasi Anak manja

Saat anak mulai meninggalkan usia balitanya, terkadang mereka masih saja manja. Bahkan sampai usia tujuh tahun atau mereka sudah memiliki adik, terkadang mereka masih suka merengek seperti adiknya yang masih balita. Anak manja biasanya karena perlakuan orang tuanya yang terlalu berlebihan dalam menuruti semua permintaanya. Apa yang anak minta, orang tua selalu memenuhinya. Akibatnya jika orang tua sampai tidak memenuhi permintaanya maka anak pun merengek dan menangis. Sifat manja anak juga terjadi dalam hal keinginan untuk selalu dekat dengan orang tua. Tidak jarang anak yang sudah dalam usia sekolah masih selalu berrebut dengan adiknya yang balita untuk mendapatkan belaian dari ibunya. Nah, apa yang harus dilakukan Anda sebagai orang tua untuk mengatasi anak yang manja? ~Orang tua harus mempunyai kemauan untuk tidak lagi memanjakan anak. Perilaku manja salah satunya karena selama ini apa saja yang mereka inginkan selalu dituruti. ~Mulailah untuk tidak memanjakan anak dan ajarkan hidup mandiri dari hal-hal yang kecil. Misalnya biasakan anak mengambil baju seragam sendiri, mengambil makan atau minum sendiri. ~Tindakan untuk tidak memanjakan anak seharusnya juga dilakukan oleh orang tua atau pengasuh yang lain, tidak hanya oleh satu orang saja. ~Komunikasilah dengan anak, bahwa seharusnya untuk usia saat ini mulai mempunyai tanggung jawab. Jelaskan mengenai prioritas, bahwa tidak semua yang diinginkan harus terpenuhi. ~Jika anak masih mengabaikan perintah orang tua dengan merengek atau menangis, berikan pengertian bahwa tindakan itu tidak benar. Berikan pelukan dan dukungan untuk menenangkan anak. ~Orang tua harus konsisten untuk tidak memanjakan anak, tidak hanya satu atau dua hari saja lalu kembali menajakan mereka. ~Berikanlah pujian jika anak tidak lagi merengek saat meminta sesuatu, sehingga anak mengerti bahwa orang tua senang saat dia mulai berubah. Jika anda memiliki pengalaman lain untuk mengatasi anak yang manja, sampaikan untuk disharing dengan teman-teman yang lain dibawah situ. Semoga bermanfaat.

9 Cara Menjadi Guru Yang Baik Dan Profesional

Mungkin anda pernah bertanya,bagaimana menjadi guru yang baik atau Profesional,karena menjadi guru bukan lah hal yang mudah untuk dilakukan bagi setiap orang. Nah dari sini lah saya akan mencoba memberi dan belajar dari pengalaman
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk mendapat pengakuan sebagai guru yang baik dan berhasil.


1. Berusahalah tampil di muka kelas dengan prima. Kuasai betul materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Jika perlu, ketika berbicara di muka kelasa tidak membuka catatan atau buku pegangan sama sekali. Berbicaralah yang jelas dan lancar sehingga terkesan di hati siswa bahwa kita benar-benar tahu segala permasalahan dari materi yang disampaikan. Sehingga seekan murid pun dapat terpaku melihat kita.

2. Berlakulah bijaksana. Sadarilah bahwa siswa yang kita ajar, memiliki tingkat kepandaian yang berbeda-beda. Ada yang cepat mengerti, ada yang sedang, ada yang lambat dan ada yang sangat lambat bahkan ada yang sulit untuk bisa dimengerti. Jika kita memiliki kesadaran ini, maka sudah bisa dipastikan kita akan memiliki kesabaran yang tinggi untuk menampung pertanyaan-pertanyaan dari anak didik kita. Carilah cara sederhana untuk menjelaskan pada siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah dengan contoh-contoh sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari walaupun mungkin contoh-contoh itu agak konyol.yaitu kita dengan bisa dekat dengan anak didik kita,tapi terlalu dekat pun tidak boleh,karena kedekatan pun akan menjadikan anak didik kita mensepelekan terhadap gurunya.

3. Berusahalah selalu ceria di muka kelas. Jangan membawa persoalan-persoalan yang tidak menyenangkan dari rumah atau dari tempat lain ke dalam kelas sewaktu kita mulai dan sedang mengajar karena contoh kekrasan terhadap murid awalnya dari kita membawa persoalan - persoalan dari luar,dan mungkin akhirnya kekerasan tersebut di limpahakan terhadap anak didik.

4. Kendalikan emosi. Jangan mudah marah di kelas dan jangan mudah tersinggung karena perilaku siswa. Ingat siswa yang kita ajar adalah remaja yang masih sangat labil emosinya. Siswa yang kita ajar berasal dari daerah dan budaya yang mungkin berbeda satu dengan yang lainnya dan berbeda dengan kebiasaan kita, apalagi mungkin pendidikan di rumah dari orang tuanya memang kurang sesuai dengan tata cara dan kebiasaan kita. Marah di kelas akan membuat suasana menjadi tidak enak, siswa menjadi tegang. Hal ini akan berpengaruh pada daya nalar siswa untuk menerima materi pelajaran yang kita berikan.

5. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa. Jangan memarahi siswa yang yang terlalu sering bertanya. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa dengan baik. Jika suatu saat ada pertanyaan dari siswa yang tidak siap dijawab, berlakulah jujur.Berjanjilah untuk dapat menjawabnya dengan benar pada kesempatan lain sementara kita berusaha mencari jawaban tersebut. Janganlah merasa malu karena hal ini. Ingat sebagai manusia kita mempunyai keterbatasan. Tapi usahakan hal seperti ini jangan terlalu sering terjadi. Untuk menghindari kejadian seperti ini, berusahalah untuk banyak membaca dan belajar lagi. Jangan bosan belajar. Janganlah menutupi kelemahan kita dengan cara marah-marah bila ada anak yang bertanya sehingga menjadikan anak tidak berani bertanya lagi. Jika siswa sudah tidak beranibertanya, jangan harap pendidikan/pengajaran kita akan berhasil.

6. Memilikirasa malu dan rasa takut. Untuk menjadi guru yang baik, maka seorang guru harus memiliki sifat ini. Dalam hal ini yang dimaksud rasa malu adalah malu untuk melakukan perbuatan salah, sementara rasa takut adalah takut dari akibat perbuatan salah yang kita lakukan. Dengan memiliki kedua sifat ini maka setiap perbuatan yang akan kita lakukan akan lebih mudah kita kendalikan dan dipertimbangkan kembali apakah akan terus dilakukan atau tidak.

7. Harus dapat menerima hidup ini sebagai mana adanya. Di negeri ini banyak semboyan-semboyan mengagungkan profesi guru tapi kenyataannya negeri ini belum mampu/mau menyejahterakan kehidupan guru. Kita harus bisa menerima kenyataan ini, jangan membandingkan penghasilan dari jerih payah kita dengan penghasilan orang lain/pegawai dari instansi lain. Berusaha untuk hidup sederhana dan jika masih belum mencukupi berusaha mencari sambilan lain yang halal, yang tidak merigikan orang lain dan tidak merugikan diri sendiri. Jangan pusingkan gunjingan orang lain, ingatlah pepatah “anjing menggonggong bajaj berlalu.”

8. Tidak sombong.Tidak menyombongkan diri di hadapan murid/jangan membanggakan diri sendiri, baik ketika sedang mengajar ataupun berada di lingkungan lain. Jangan mencemoohkan siswa yang tidak pandai di kelas dan jangan mempermalukan siswa (yang salah sekalipun) di muka orang banyak. Namun pangillah siswa yang bersalah dan bicaralah dengan baik-baik, tidak berbicara dan berlaku kasar pada siswa.

9. Berlakulah adil. Berusahalah berlaku adil dalam memberi penilaian kepada siswa. Jangan membeda-bedakan siswa yang pandai/mampu dan siswa yang kurang pandai/kurang mampu Serta tidak memuji secara berlebihan terhadap siswa yang pandai di hadapan siswa yang kurang pandai. Mungkin anda pernah bertanya,bagaimana menjadi guru yang baik atau Profesional,karena menjadi guru bukan lah hal yang mudah untuk dilakukan bagi setiap orang. Nah dari sini lah saya akan mencoba memberi dan belajar dari pengalaman Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk mendapat pengakuan sebagai guru yang baik dan berhasil.